Dari hasil kajian literatur
yang dikombinasi dengan pengalaman di lapangan, sudah semestinya kita
mengubah paradigma lama dalam manajemen brooding. Selama ini kita masih terpaku
pada target pencapaian suhu brooding yang maksimal. Kita perlu secara sadar
untuk mencoba memahami suhu efektif yang benar-benar dirasakan ayam. Berbeda
dengan suhu terukur, suhu efektif merupakan suhu yang benar-benar dirasakan
oleh ayam. Suhu efektif berasal dari suhu terukur yang dikombinasi dengan
kelembapan relatif (%RH) terukur. Artinya, bila pada
alat ukur suhu tercatat 300C, maka suhu yang benar-benar dirasakan oleh ayam belum
tentu 300C. Sebagai contoh pada saat bersamaan dengan itu, % kelembapan relatif (%RH) terukur adalah 85%
maka suhu yang benar-benar dirasakan oleh ayam adalah lebih tinggi dari 300C.
Tetapi bila saat itu % kelembapan relatif (%RH) terukur adalah 55 sampai 60% maka suhu yang
benar-benar dirasakan oleh ayam adalah sama, yaitu 300C. Inilah yang
dinamakan suhu efektif, yaitu suhu yang dirasakan dari kombinasi suhu dan %
kelembapan relatif. Sedangkan suhu terukur
atau ambient temperatur merupakan suhu yang terbaca pada pengukuran menggunakan
alat ukur termometer.
Heat Stress Index Bila kita lebih jauh membicarakan
kombinasi suhu dan % kelembaban relatif (%RH), maka kita akan masuk pada satu
pengertian dasar yaitu Heat Stress Index. Heat Stress Index didefinisikan
sebagai suatu index yang menjadi ukuran tingkatan dimana ayam masih dapat
beradaptasi atau tidak terhadap kondisi cuaca. Heat Stress Index yang masih dapat ditolerir oleh
ayam adalah 160, artinya apabila heat stress index melebihi angka 160 maka ayam
akan mengalami panting atau megap-megap. Sebaliknya bila angka heat stress
index di bawah 160 maka ayam masih dapat beradaptasi. Semakin bertambahnya umur
ayam, standar heat stress index semakin menurun. Heat stress index standar anak
ayam umur sehari (DOC) adalah 155 sedangkan umur 35 hari adalah 140. Ayam akan
mulai mengalami panting bila Heat Index di atas 155, dan kelembapan merupakan bagian utama dari
permasalahan ini. Pada suhu yang sama dengan kelembaban yang lebih tinggi, maka
secara fisiologis ayam akan merasakan suhu yang lebih tinggi dari pada suhu
yang terukur. Heat stress index didapatkan melalui kalkulasi suhu dan %
kelembaban relatif (%RH) dengan menjumlahkan suhu dalam satuan Fahrenheit
dengan % kelembaban relatif (%RH) terukur. Contoh di atas, pada suhu 300C
(860F) dengan % kelembaban relatihf (%RH) terukur adalah 85%, maka
heat stress index adalah 171 jauh di atas 160. Maka sudah semestinya apabila
ayam saat itu mengalami panting. Sekarang, yang menjadi pertanyaan adalah pada
suhu berapa kita semestinya memperlakukan ayam agar tidak mengalami panting.
Untuk menjawab pertanyaan ini kita memerlukan angka standar heat stress index
berdasarkan umur ayam. Selain itu kita harus mengukur terlebih dahulu berapa %
kelembapan relatif (%RH).
Dari dua sumber data ini maka kita
dapat mengetahui pada suhu berapa ayam akan merasakan suhu yang nyaman bagi
pertumbuhan dan perkembangannya. Kesalahan awal memperlakukan anak ayam dapat
menyebabkan pencapaian performans yang tidak maksimal. Umumnya,
kesalahan manajemen brooding ini sering tidak nampak karena kekeliruan
persoalan brooding dianggap masih masalah yang sepele. Oleh karena itu mulai saat
ini mari kita sama-sama memperbaiki paradigma dalam manajemen brooding. Kita
jangan hanya terpaku pada target pencapaian suhu brooding, tapi amati juga
faktor kelembaban relatifnya
Pengaruh Heat Index terhadap
performance
Heat Index < 150 : tidak menyebabkan permasalahan
performance
Heat Index 155 : merupakan batas atas terjadinya
penurunan performance
Heat Index 160 : penurunan feed intake, peningkatan
water intake, dan
penurunan performance
penurunan performance
Heat Index 165 : awal kejadian kematian dan kerusakan
permanen pada
paru-paru dan system peredaran darah
paru-paru dan system peredaran darah
Heat Index 170 : dapat menyebabkan tingginya kematian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar