Rabu, 03 Februari 2016

Suhu Efektif Untuk Ayam


Dari hasil kajian literatur yang dikombinasi dengan pengalaman di lapangan, sudah semestinya kita mengubah paradigma lama dalam manajemen brooding. Selama ini kita masih terpaku pada target pencapaian suhu brooding yang maksimal. Kita perlu secara sadar untuk mencoba memahami suhu efektif yang benar-benar dirasakan ayam. Berbeda dengan suhu terukur, suhu efektif merupakan suhu yang benar-benar dirasakan oleh ayam. Suhu efektif berasal dari suhu terukur yang dikombinasi dengan kelembapan relatif (%RH) terukur. Artinya, bila pada alat ukur suhu tercatat 300C, maka suhu yang benar-benar dirasakan oleh ayam belum tentu 300C. Sebagai contoh pada saat bersamaan dengan itu, % kelembapan relatif (%RH) terukur adalah 85% maka suhu yang benar-benar dirasakan oleh ayam adalah lebih tinggi dari 300C. Tetapi bila saat itu % kelembapan relatif (%RH) terukur adalah 55 sampai 60% maka suhu yang benar-benar dirasakan oleh ayam adalah sama, yaitu 300C. Inilah yang dinamakan suhu efektif, yaitu suhu yang dirasakan dari kombinasi suhu dan % kelembapan relatif. Sedangkan suhu terukur atau ambient temperatur merupakan suhu yang terbaca pada pengukuran menggunakan alat ukur termometer.
Heat Stress Index Bila kita lebih jauh membicarakan kombinasi suhu dan % kelembaban relatif (%RH), maka kita akan masuk pada satu pengertian dasar yaitu Heat Stress Index. Heat Stress Index didefinisikan sebagai suatu index yang menjadi ukuran tingkatan dimana ayam masih dapat beradaptasi atau tidak terhadap kondisi cuaca. Heat Stress Index yang masih dapat ditolerir oleh ayam adalah 160, artinya apabila heat stress index melebihi angka 160 maka ayam akan mengalami panting atau megap-megap. Sebaliknya bila angka heat stress index di bawah 160 maka ayam masih dapat beradaptasi. Semakin bertambahnya umur ayam, standar heat stress index semakin menurun. Heat stress index standar anak ayam umur sehari (DOC) adalah 155 sedangkan umur 35 hari adalah 140. Ayam akan mulai mengalami panting bila Heat Index di atas 155, dan kelembapan merupakan bagian utama dari permasalahan ini. Pada suhu yang sama dengan kelembaban yang lebih tinggi, maka secara fisiologis ayam akan merasakan suhu yang lebih tinggi dari pada suhu yang terukur. Heat stress index didapatkan melalui kalkulasi suhu dan % kelembaban relatif (%RH) dengan menjumlahkan suhu dalam satuan Fahrenheit dengan % kelembaban relatif (%RH) terukur. Contoh di atas, pada suhu 300C (860F) dengan % kelembaban relatihf (%RH) terukur adalah 85%, maka heat stress index adalah 171 jauh di atas 160. Maka sudah semestinya apabila ayam saat itu mengalami panting. Sekarang, yang menjadi pertanyaan adalah pada suhu berapa kita semestinya memperlakukan ayam agar tidak mengalami panting. Untuk menjawab pertanyaan ini kita memerlukan angka standar heat stress index berdasarkan umur ayam. Selain itu kita harus mengukur terlebih dahulu berapa % kelembapan relatif (%RH).
Dari dua sumber data ini maka kita dapat mengetahui pada suhu berapa ayam akan merasakan suhu yang nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Kesalahan awal memperlakukan anak ayam dapat menyebabkan pencapaian performans yang tidak maksimal. Umumnya, kesalahan manajemen brooding ini sering tidak nampak karena kekeliruan persoalan brooding dianggap masih masalah yang sepele. Oleh karena itu mulai saat ini mari kita sama-sama memperbaiki paradigma dalam manajemen brooding. Kita jangan hanya terpaku pada target pencapaian suhu brooding, tapi amati juga faktor kelembaban relatifnya
Pengaruh Heat Index terhadap performance
Heat Index < 150 :    tidak menyebabkan permasalahan performance
Heat Index 155      :    merupakan batas atas terjadinya penurunan performance
Heat Index 160      :    penurunan feed intake, peningkatan water intake, dan
penurunan performance
Heat Index 165      :    awal kejadian kematian dan kerusakan permanen pada
paru-paru dan system peredaran darah

Heat Index 170      :    dapat menyebabkan tingginya kematian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar